Author: dr. Ni Wayan Kertiasih, Sp.KJ
Indonesian
English
Indonesian
Gangguan kepribadian ambang atau yang dikenal dengan borderline personality disorder adalah suatu gangguan kejiwaan yang menyebabkan banyaknya gejala. Bagi orang yang mengalami gangguan kepribadian ambang seperti “roller coster” yang ditandai dengan ketidakstabilan suasana perasaan, self image dan juga perilaku sehingga seseorang yang mengalami gangguan ini mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal.
Ada satu titik ingin dekat dengan orang, disaat yang sama juga ingin mengambil jarak dengan orang tersebut sehingga terasa membinngungkan. Tidak jarang mereka melakukan tindakan yang berpotensi melukai diri. Hal ini berdampak tidak saja pada kehidupan keluarganya namun juga mempengaruhi pekerjaan dan masa depan individu.
Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya gangguan kepribadian ambang seperti kerentanan genetik atau hurmonal dimana ada anggota keluarga yang mengalami permasalahan mental, gangguan pada otak sehingga terjadi imbalans zat zat kimiawi di otak (neurotransmitter), atau adanya peristiwa traumatis dimasa kecil misalnya mengalami pelecehan seksual, ditelantarkan, diabaikan atau mendapatkan kekerasan fisik dan verbal yang kejam.
Mereka yang mengalami gangguan kepribadian ambang biasanya mengalami krisis identitas, sering bersifat impulsif tanpa memikirkan resiko perilaku jangka panjang, memiliki instabilitas mood, melakukan aktivitas yang membahayakan diri sendiri seperti cutting/membenturkan kepala, melakukan aktivitas seksual yang beresiko, sulit mengalami kelekatan yang intim dengan teman sebayanya dan menjadi lebih sensitif terhadap kritik serta penolakan.
Jika sensitivitas ini dipacu, maka dapat membayakan dirinya. Sensitivitas ini dapat diibaratkan dengan “alergi”. Mari kita bayangkan seseorang yang mengalami alergi kacang, tentu jika ia memakan kacang dapat menimbulkan reaksi tubuh seperti gatal-gatal, sesak atau nyeri dada berlebihan. Begitupun pada penderita gangguan kepribadian ambang. Mereka dapat dianalogikan dengan memiliki “alergi terhadap relasi” sehingga tidak bisa seperti orang pada umumnya dapat menenangkan diri, mereka cenderung mengambil perilaku yang impulsif, manipulatif yang bertujuan untuk menenangkan sensitivitas ini. Fear of abandonment misalnya pacar telat menghubungi, dichat secara terus menerus yang pada akhirnya justru menjauhkan orang yang disayangi akibatnya menyebabkan suatu ketidakstabilan suatu hubungan.
Orang dengan gangguan kepribadian ambang seringkali memiliki pola pikir “hitam dan putih”, tidak ada abu-abu. Sebagai contohnya bila seseorang tidak bersamanya, berarti ia lawan saya, bila melakukan suatu kesalahan berarti gagal total atau bila ia tidak menghubungi saya berarti ia meningalkan saya.
Padahal realitanya hidup itu luas dan tidak sekaku itu. Sehingga tidak jarang membuat seseorang dengan gangguan kepribadian ambang juga mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Mereka juga dapat merasa kosong dan hampa. Gangguan ini bersifat treatable artinya memerlukan konseling rutin dengan terapis, terdapat latihan dalam meregulasi sensitivitas ini dan juga pada beberapa titik memerlukan obat obatan.
Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan kepribadian ambang dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan penderita. Misalnya saja dapat menyebabkan gangguan dalam pendidikan, gangguan dalam pekerjaan, relasi dengan teman atau rekan kerja yang penuh konflik, keterlibatan dalam siklus kekerasan, atau bahkan perilaku yang membahayakan hidupnya sendiri seperti bunuh diri.
Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang positif serta aman agar anak dapat tumbuh secara optimal merupakan salah satu mekanisme preventif terjadinya gangguan ini.
Jika Anda atau keluarga terdekat anda mengalami gejala gejala diatas, sebaiknya segera diskusikan dengan mental health professional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Semoga bermanfaat!
Pic Illustration by: pexels.com
English
Borderline personality disorder, or BPD, is a psychiatric disorder that causes many symptoms. People suffering from borderline personality disorder, also known as “roller coaster,” which is characterized by mood instability, self-image issues, and problematic behaviors, may struggle in interpersonal relationships.There comes a point when you want to be close to someone while also wanting to keep your distance from that person, which is perplexing.It is not uncommon for them to take actions that have the potential to injure themselves. This has an impact not only on family life but also on work and the future of the individual.
There are several risk factors for borderline personality disorder, such as genetic or hormonal susceptibility where there are family members who experience mental problems, brain disorders resulting in reactions of chemicals in the brain (neurotransmitters), or traumatic events in childhood, such as experiencing sexual abuse, neglect, or being subjected to cruel physical or verbal abuse.
Those with borderline personality disorder usually experience an identity crisis, are often impulsive without thinking about long-term behavioral risks, have mood instability, engage in self-harm activities such as cutting/banging their heads, engage in risky sexual activities, have difficulty experiencing intimate attachment with friends. peers, and become more sensitive to criticism and rejection. If this sensitivity is stimulated, it can harm him. This sensitivity can be likened to an “allergy.”. Let’s imagine someone who has a peanut allergy, Of course, if he eats peanuts, it can cause body reactions such as itching, tightness, or excessive chest pain.
The same goes for people with borderline personality disorder. They can be analogous to having an “allergy to relationships,” so they can’t calm down like people in general. They tend to engage in impulsive, manipulative behavior that aims to calm this sensitivity. For fear of abandonment, for example, if your boyfriend is late to contact you, chat continuously, which in the end will keep the people you care about away as a result, causing instability in a relationship.
People with borderline personality disorder often have a “black and white” mindset, where there is no gray. For example, if someone is not with him, it means he is against me, if he does something wrong, it means he is a total failure; or if he doesn’t contact me, it means he left me. where the reality of life is broad and not as rigid as that. As a result, it is not uncommon for someone suffering from borderline personality disorder to also suffer from anxiety and depression.They can also feel empty. This disorder is treatable, meaning that it requires regular counseling with a therapist, training in regulating this sensitivity, and at some point, medication
If not handled properly, personality disorders can interfere with various aspects of the sufferer’s life. For example, it can cause disruption in education, disruption at work, disruption in relationships with friends or co-workers who are full of conflict, involvement in cycles of violence, or even behavior that endangers one’s own life, such as suicide. Therefore, creating a positive and safe environment so that children can grow optimally is one of the preventive mechanisms for this disorder.
If you or your closest family members experience the symptoms above, you should immediately discuss them with a mental health professional to get the right treatment. Hope it is useful!
Pic Illustration by: pexels.com