Author: dr. Ni Wayan Kertiasih, Sp.KJ
English
Indonesian
English
The Oedipus complex is a condition when there is a boy’s attraction to his mother, both emotionally and sexually. So, what is the Oedipus complex? Basically, parents and children have an emotional bond, including boys and their mothers. However, there are some conditions when boys like and have sexual attraction to their own biological mother.
This condition is known as the Oedipus complex. Some people think that the normal Oedipus complex occurs as a form of a son’s affection for his mother. However, some others consider this condition as deviant behavior. Therefore, the Oedipus complex is still a controversial concept in psychology. Apart from the Oedipus complex, there is also the term electra complex which is a condition when girls are attracted to their own fathers.
The term oedipus complex was first coined by Sigmund Freud, a well-known psychiatrist in his book entitled The Interpretation of Dreams in 1899. However, he did not formally use this term until 1910. The term oedipus complex was taken by Freud from the character Oedipus Rex in a Greek mythological story who accidentally killed his father and married his own biological mother. From this story, Freud describes the Oedipus complex as a condition when a boy wants his mother only for himself. He saw his father as a competitor and even expressed a desire to get rid of him.
When he realizes that his father is more powerful and more powerful, feelings of anxiety will arise. To get rid of this anxiety, usually a child with an Oedipus complex will imitate the characteristics or behavior of his father in order to get his mother’s attention.
Freud believed that humans are sexual beings from birth. Physical touch, such as caressing, hugging, and kissing is very important for the growth and development of a child. According to Freud, psychosexual development in childhood occurs in stages. Each stage represents sexual development on a different part of the body. Freud also mentioned that there are several phases that babies and children will go through in their growth and development process.
The phases of psychological development of infants and children include:
Oral phase This phase occurs from newborn to 18 months old. Babies who are in the oral phase will feel satisfaction when using their mouths. This satisfaction can be obtained by the baby by sucking, licking, chewing, and biting.
Anal phase:This stage occurs when children are 18 months to 3 years old. This stage focuses on the sensation that a child feels when having a bowel movement and when the child begins to develop healthy toilet training habits.
Phallic phase. This stage takes place when children are 3–5 years old. In this phase, children begin to realize the gender differences between men and women. Based on his theory, Freud believed that the oedipus complex developed during this phase. In the phallic or phallic phase, sexual desire and attraction to the opposite sex may arise in children, including boys, to their mothers. However, these feelings are not realized by the child.
The latent stage occurs when children are 5–12 years old or at puberty. At this stage the child will develop passive feelings towards the opposite sex. Genital phase This stage occurs from puberty to adulthood. The maturation of healthy sexual interest occurs in this phase. Teenagers who have puberty will begin to feel sexual desire for other people they find attractive.
In general, signs that boys have an Oedipus complex are: behaves possessively towards his mother, not letting his dad touch mom, insist on sleeping between parents and prefers dad not sleeping with mom and also expecting dad to be traveling for a long time or not be around mom.
According to Freud, a child must be able to overcome conflict at each stage of sexual development in order to develop normal sexual desires and behavior. When conflicts during the phallic stage are not properly resolved, deviant sexual tendencies can develop and persist.
This causes boys to become too attached to their mothers and girls to become too attached to their fathers. In fact, children should have a balanced attachment to each parent. As children enter adulthood, it can cause them to choose partners who resemble their parents.
This has led to the notion that the Oedipus complex can also be interpreted as young men who like women who are much older or the same age as their mothers. The Oedipus complex itself is a concept that is still being debated.
If you have further questions about your child’s behavior, development, or sexual development, consider consulting a psychologist or psychiatrist.
Pic Illustration by: pixabay.com
Indonesian
Kompleks Oedipus adalah suatu kondisi ketika ada ketertarikan seorang anak laki-laki kepada ibunya, baik secara emosional maupun seksual. Jadi, apa itu kompleks Oedipus? Pada dasarnya orang tua dan anak memiliki ikatan emosional, termasuk anak laki-laki dan ibunya. Namun, ada beberapa kondisi ketika anak laki-laki menyukai dan memiliki ketertarikan seksual pada ibu kandungnya sendiri. Kondisi ini dikenal dengan kompleks Oedipus.
Sebagian orang menganggap bahwa kompleks Oedipus yang normal terjadi sebagai bentuk kasih sayang seorang anak laki-laki kepada ibunya. Namun, sebagian lainnya menganggap kondisi ini sebagai perilaku menyimpang. Oleh karena itu, kompleks Oedipus masih menjadi konsep kontroversial dalam psikologi. Selain kompleks Oedipus, ada juga istilah kompleks elektra yang merupakan kondisi anak perempuan tertarik pada ayah mereka sendiri.
Istilah kompleks oedipus pertama kali dicetuskan oleh Sigmund Freud, seorang psikiater ternama dalam bukunya yang berjudul The Interpretation of Dreams pada tahun 1899. Namun, ia baru menggunakan istilah ini secara resmi pada tahun 1910. Istilah oedipus complex diambil oleh Freud dari tokohnya.
Oedipus Rex dalam cerita mitologi Yunani yang secara tidak sengaja membunuh ayahnya dan menikahi ibu kandungnya sendiri. Dari cerita ini, Freud menggambarkan kompleks Oedipus sebagai kondisi ketika seorang anak laki-laki menginginkan ibunya hanya untuk dirinya sendiri. Dia melihat ayahnya sebagai pesaing dan bahkan menyatakan keinginan untuk menyingkirkannya.
Ketika dia menyadari bahwa ayahnya lebih kuat dan lebih kuat, perasaan cemas akan muncul. Untuk menghilangkan kecemasan tersebut, biasanya anak penderita Oedipus Complex akan meniru sifat atau perilaku ayahnya untuk mendapatkan perhatian ibunya.
Freud percaya bahwa manusia adalah makhluk seksual sejak lahir. Sentuhan fisik seperti belaian, pelukan, dan ciuman sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Freud, perkembangan psikoseksual pada masa kanak-kanak terjadi secara bertahap. Setiap tahap mewakili perkembangan seksual pada bagian tubuh yang berbeda. Freud juga menyebutkan bahwa ada beberapa fase yang akan dilalui oleh bayi dan anak-anak dalam proses tumbuh kembangnya.
Fase perkembangan psikologis bayi dan anak meliputi:
Fase Oral
Fase ini terjadi sejak bayi baru lahir hingga usia 18 bulan. Bayi yang berada pada fase oral akan merasakan kepuasan saat menggunakan mulutnya. Kepuasan ini dapat diperoleh bayi dengan cara menghisap, menjilat, mengunyah, dan menggigit.
Fase Anal
Tahap ini terjadi saat anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Tahap ini berfokus pada sensasi yang dirasakan anak saat buang air besar dan saat anak mulai mengembangkan kebiasaan toilet training yang sehat.
Fase Laten (Phallic Phase)
Tahap ini berlangsung saat anak berusia 3–5 tahun. Pada fase ini, anak mulai menyadari perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan teorinya, Freud percaya bahwa kompleks oedipus berkembang selama fase ini. Pada fase phallic atau phallic, hasrat dan ketertarikan seksual terhadap lawan jenis dapat muncul pada anak-anak, termasuk anak laki-laki, kepada ibunya. Namun, perasaan tersebut tidak disadari oleh sang anak.
Tahap laten terjadi ketika anak berusia 5-12 tahun atau saat pubertas. Pada tahap ini anak akan mengembangkan perasaan pasif terhadap lawan jenis.
Fase Genital (Latent Stage)
Tahap ini terjadi mulai dari pubertas hingga dewasa. Pematangan minat seksual yang sehat terjadi pada fase ini. Remaja yang mengalami pubertas akan mulai merasakan hasrat seksual terhadap orang lain yang menurutnya menarik.
Secara umum, tanda-tanda anak laki-laki memiliki kompleks Oedipus adalah: Bersikap posesif terhadap ibunya, tidak membiarkan ayahnya menyentuh ibu, bersikeras tidur di antara orang tua dan lebih suka ayah tidak tidur dengan ibu dan juga mengharapkan ayah bepergian untuk waktu yang lama atau tidak. berada di sekitar ibu. Menurut Freud, seorang anak harus mampu mengatasi konflik pada setiap tahap perkembangan seksual untuk mengembangkan hasrat dan perilaku seksual yang normal. Ketika konflik pada tahap phallic tidak diselesaikan dengan baik, kecenderungan seksual yang menyimpang dapat berkembang dan bertahan.
Hal ini menyebabkan anak laki-laki menjadi terlalu terikat dengan ibu mereka dan anak perempuan menjadi terlalu dekat dengan ayah mereka. Padahal, anak seharusnya memiliki keterikatan yang seimbang dengan setiap orang tua. Saat anak memasuki usia dewasa, hal itu dapat menyebabkan mereka memilih pasangan yang mirip dengan orang tuanya. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa kompleks Oedipus juga dapat diartikan sebagai laki-laki muda yang menyukai perempuan yang jauh lebih tua atau seumuran dengan ibunya.
Kompleks Oedipus sendiri merupakan konsep yang masih diperdebatkan.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai perilaku, perkembangan, atau perkembangan seksual anak Anda, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Pic Illustration by: pixabay.com